Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Riwayat hidup Syekh Muhammad bin Abdul Karim Assamman Al Madani

Nama Syekh Samman Al Madani tentu sudah tidak asing lagi, terutama bagi kalangan yang menggeluti dunia thoriqoh. Sebab thoriqoh Sammaniyyah adalah salah satu di antara thoriqoh mu'tabarah atau yang dijamin kebenarannya. Selain itu, kemasyhuran namanya juga dikarenakan kebesaran murid-muridnya yang tersebar di berbagai penjuru dunia dan menyebarkan ajaran-ajarannya. Sebut saja di antaranya adalah Maulana Syekh Arsyad Al-Banjari. Sosok yang sangat berjasa dalam pengembangan syi'ar islam di tanah Banjar ini juga terhitung murid dari Syekh Samman. Bahkan ia juga disebut sebagai khalifah atau pengganti beliau. 
Tambahkan teks


Kelahiran dan masa kecilnya


Syekh Samman Al Madani mempunya nama lengkap Muhammad bin Abdul Karim. Ia lahir di kota Nabi, yakni Madinah Al Munawwarah pada tahun 1132 H. Sejak kecil telah nampak tanda-tanda kewaliannya. Ia sudah membiasakan diri untuk menghabiskan waktu dalam ibadah, bahkan ia sudah terbiasa untuk menjauhi kenikmatan yang halal sekalipun. Semua hal itu dilakukan demi mengekang hawa nafsunya. Dikisahkan bahwa ketika kecil, apabila orangtuanya memberi bantal untuk tidur, maka ia akan merasa gelisah dan susah tidur. Hal itu menggambarkan betapa dirinya sangat tidak menyukai segala kenikmatan duniawi. Ia adalah sosok yang sangat berbakti kepada kedua orangtuanya. Ketika ia melihat orangtuanya berpakaian Indah atau memakai sesuatu yang dilarang oleh agama, maka ia akan mengingatkan dengan lemah lembut dan mengatakan bahwa hal itu tidak disukai oleh Allah ta'ala.

Pernah suatu ketika beliau disuruh orangtuanya untuk makan dalam satu ruangan. Maka beliau menurut lalu makan. Namun anehnya, makanan yang sudah disediakan itu terlihat masih utuh, tak terlihat ada yang kurang, padahal sudah jelas bahwa ia benar-benar memakannya. Beberapa keganjilan yang terjadi itu membuat orangtuanya khawatir. Lalu orangtuanya menceritakan kejadian-kejadian ganjil itu kepada guru dari Syekh Samman kecil. Sang guru memahami dengan apa yang terjadi. Guru itu lalu menasehatkan kepada orangtuanya agar tetap tenang. Tidak diragukan lagi bahwa ia nanti akan menjadi sosok wali besar. 

Tabi'at dan kebiasaan Syekh Samman


Syekh Samman Al Madani adalah sosok ahli Syari'at, Thariqot, dan Hakikat. Ia adalah seorang Qutb di masanya. Dan di antara sifatnya adalah sangat senang dan suka kepada para penuntut ilmu, orang alim dan sholeh. Ia sangat kasih sayang kepada kalangan fakir dan miskin. Setiap kali ia diberi hadiah, maka hadiah tersebut segera beliau bagikan kepada fakir dan miskin. 

Ia sudah melazimkan puasa sunnah sejak kecil. Ketika sampai waktu sahur, ia bangun lalu membaca wirid sampai waktu shubuh. Kemudian ia shalat shubuh berjamaah. Setelah selesai, ia lanjut membaca wiridan hingga terbit matahari. Tak lupa ia mengerjakan shalat isyraq. Kemudia ketika sampai seperempat hari, ia bangkit shalat dhuha. 

Di antara kebiasaan beliau adalah selalu memakai jubah putih. Konon pakaian yang dikenakan beliau adalah pemberian dari Syekh Abdul Qodir Al Jailani. Ia mendapatkan jubah tersebut ketika di dalam khalwatnya. Ia juga senantiasa dalam keadaan berzikir, baik siang atau malam. Ia juga rutin berziarah ke baqi' untuk menziarahi makam para istri Rasulullah SAW. 

Nasehat-nasehatnya


1. Wahai murid-muridku, hendaklah kalian selalu bersama dengan orang-orang fakir dan miskin, karena yang demikian itu dapat menumbuhkan rasa zuhud (tak ada Cinta pada dunia) dan membentuk sifat qona'ah (merasa cukup dengan yang ada). 

2. Kami para kekasih Allah tidaklah mati, melainkan hanya berpindah alam dari alam yang zohir ke alam yang tersembunyi. Maka apabila kami mati dalam penglihatanmu, ziarahlah ke makam kami dan bacalah Al Qur'an serta zikir, niscaya kami akan mendengar dan duduk besertamu. 

3. Biasakanlah shalat lima waktu berjamaah, shalat jum'at dan memperbanyak berzikir, baik pagi, sore, berdiri, duduk, dan berbaring. Dan pula biasakan memandang serta mengembalikan segala hal kepada Allah (Musyahadah), dan merasa senantiasa diawasi oleh Allah ta'ala (muroqabah). Banyak-banyak membaca Al Qur'an dan sholawat kepada Nabi Muhammad, jangan lupa memperbanyak meminta ampun pada Allah, serta menunaikan hajat saudara sesama manusia. Tolonglah hamba-hamba Allah yang mendapat kesusahan, baik kesusahan dunia maupun akhirat. Karena semua hal itu akan sangat membekas dalam hati, dan dapat memperkuat ibadah dan mengokohkan iman.

Tuan Syekh Samman Al Madni wafat pada tahun 1184 H, hari rabu, tanggal 2 dzulhijjah. Ia dimakamkan di komplek pemakaman Baqi' berdampingan dengan makam para istri Rasulullah SAW. Semoga curahan Rahmat Allah senantiasa terpancar untuk beliau dan kita semua. Aamiin. 

Post a Comment for "Riwayat hidup Syekh Muhammad bin Abdul Karim Assamman Al Madani"