Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Kisah Karomah Al Habib Ali Masyhur bin Hafidz



Suatu hari di bulan maulid, diadakanlah acara maulid Nabi SAW di Hadramaut. Saat itu ada banyak alim ulama yang berhadir. Di antara ulama besar itu ada sosok habib yang sepuh. Ia diberikan tempat duduk di depan sebagai penghormatan untuknya. Itupun menjadi pertanda bahwa yang duduk di situ bukanlah orang sembarangan. Dan benar saja, ia adalah Al Alim Al Allamah Al Habib Ali Masyhur bin Muhammad bin Salim bin Hafidz, kakak Habib Umar bin Hafidz, mufti Tarim dan salah satu pendiri Darul Musthofa, salah satu lembaga pendidikan Islam ternama di Hadramaut, bahkan di dunia. 

Mulailah dibaca lantunan syair pujian kepada Nabi. Bait bait qasidah disenandungkan satu persatu, namun ada sesuatu yang aneh, terlihat wajah sang habib yang biasa cerah kini terlihat merengut. Yang hadir saat itu merasa tidak enak, khawatir ada yang salah dalam pelaksanaan. Ekspresi beliau tidak berubah sejak awal sampai menjelang mahallul qiyam. 

Namun, ketika mahallul qiyam, tiba-tiba saja beliau terlihat bahagia. Wajah beliau yang tadinya cemberut kini sudah cerah kembali. Jamaah yang hadir pun lega, namun masih ada sedikit pertanyaan menggelayut dihati mereka, "apa yang membuat beliau terlihat tidak senang di awal acara?."

Setelah acara berakhir, maka salah seorang yang hadir memberanikan diri untuk bertanya. "Wahai habib, kami melihat habib seperti sedih di awal acara, lalu terlihat senang setelah mahallul qiyam. Kalau boleh tahu, apa yang membuat habib seperti demikian?."

Sang Mufti yang dikenal dalam ilmunya itupun menjawab. "Begini, ketika acara dimulai, sya'ir-syair pun dibaca, sampai mahallul qiyam, aku melihat tidak ada satupun amal kita yang ada disini diterima oleh Allah. Itu membuatku merasa sangat sedih. Namun ketika mahallul qiyam, ada seorang yang bertugas menjadi pembagi kopi masuk ke ruangan untuk membagi kopi. Ternyata, setelah ia masuk, tiba-tiba amal kita semua yang berada di sini diterima. Hal itu membuatku sangat bahagia."

Setelah mendengar pemaparan dari sang Habib, jamaah pun faham kenapa Habib bertingkah demikian. Merekapun juga tahu bahwa si petugas pembagi kopi itu bukanlah hamba sembarangan. 

Sumber : Ceramah Ustadz Jamaluddin (Alumni Darul Musthofa. Tarim. Hadramaut) bin KH. Abdul Wahid (Pamangkih) 
Saya menyimak cerita ini ketika perayaan maulid Nabi di Mesjid desa Samhurang ketika masih nyantri di Pondok Pesantren Ibnul Amin Pamangkih. 



1 comment for "Kisah Karomah Al Habib Ali Masyhur bin Hafidz"

Post a Comment