Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Darimana kah Cinta berasal?

Darimanakah Cinta Berasal? 



"Hidup tanpa Cinta bagai taman tak berbunga. Hey... Begitulah kata para pujangga." sebuah lirik lagu yang mengungkapkan betapa Cinta sangat berpengaruh dalam hidup. Karena Cinta ibu rela berkorban nyawa. Karena Cinta ayah rela banting tulang. Karena Cinta Qais menjadi gila. Karena Cinta pula seorang baduwi mendapat jaminan surga. 

Tapi adakalanya Cinta membuahkan petaka. Di zaman sekarang sudah tak jarang Cinta di obral dengan murah oleh saudara-saudara kita yang rapuh imannya. Bagi mereka cara menyalurkan Cinta adalah dengan menjalin hubungan tanpa ikatan, atau disebut pacaran. 

Dari sini mulai tumbuh bibit-bibit kemunkaran mulai dari berpacaran, lalu berdua-duaan tanpa mahrom, dan akhirnya akan menjurus pada perzinahan. Tidak berhenti sampai disini. Ketika Cinta terlarang mereka membuahkan janin yang tak diinginkan, pilihan mereka hanya berkisar antara menggugurkan kandungan, melahirkannya lalu dibuang, atau yang lebih ironis adalah si lelakinya kabur, dan si wanita depresi lalu bunuh diri. 

Lalu sampai disini timbul sebuah pertanyaan. "Apakah Cinta mungkin membuahkan rentetan bencana seperti demikian?" 

Untuk menjawab pertanyaan tersebut mari kita perhatikan pemaparan Hujjatul Islam Al-Imam Al-Ghazali dalam kita Ihya Ulumuddin tentang pembagian nafsu. 

Imam Al Ghazali membagi nafsu menjadi tiga : pertama, Nafsu Al-Mutma'innah. Kedua, Nafsu Al-Lawwamah. Ketiga, Nafsu Al-Ammaroh bissu'

1. Nafsu Al-Mutmainnah, adalah nafsu yang telah melalui gamblengan atau mujahadah yang lama. Nafsu semacam ini biasa didapat pada diri kekasih-kekasih Allah. Tandanya adalah ia tidak akan mengajak kecuali kepada hal-hal yang mendekatkan diri kepada Sang Maha Pencipta. 

2. Nafsu Al-Lawwamah, adalah nafsu yang dimiliki orang-orang yang tengah berusaha meniti jalan menuju Allah. Nafsu ini juga mengajak kepada kebaikan, namun kadang juga goyah untuk melakukan sesuatu yang buruk. Dinamakan Al-Lawwamah yang berarti mencela, disebabkan nafsu ini akan mencela pemiliknya ketika berbuat kemaksiatan. 

3. Nafsu Al-Ammaroh bissu', adalah nafsu yang memiliki tingkatan paling rendah. Ia tidak akan memerintahkan kecuali kepada kemunkaran. Sebisa mungkin nafsu yang ini untuk dihindari. Sebab bisa menjerumuskan pemiliknya kepada rentetan kemaksiatan lainnya. 

Nah. Dari pemaparan diatas kita bisa mengetahui Cinta pun juga berasal dari tiga nafsu. 
Ketika perasaan Cinta itu mengajak menuju keta'atan dan menjauhi kemaksiatan, maka Cinta semacam itu berasal dari Nafsu Al-Mutma'innah. Seperti Cinta hamba kepada Tuhan, dan Cinta ummat kepada Nabi. 

Apabila Cinta itu mengajak kepada kebaikan, tapi juga tak luput dari lintasan tuk mengajak yang buruk, maka perasaan yang semacam ini berasal dari Nafsu Al-Lawwamah. Ini dimiliki kebanyakan dari kita sebagai orang awam kepada lawan jenis. 

Namun apabila Cinta ini hanya membawa kepada keburukan. Kemauannya hanya untuk melampiaskan syahwat, maka pada tingkatan Nafsu Al-Ammaroh bissu' lah Cinta ini bermuara. Ketika dirimu merasakan Cinta yang semacam ini, maka sebisa mungkin hindarilah! Sebab hanya akan merugikan dirimu sendiri cepat atau lambat. Percayalah! 

Sahabatku. Saat ini bnyak saudara-saudara kita yang terjerumus dalam Cinta pembawa petaka. Mereka hanya belum memahami berasal dari manakah Cinta yang bertempat dalam hati ini. Apakah dari Nafsu Al-Mutmainnah? Atau dari Nafsu Al-Lawwamah? Atau mungkin dari Nafsu Al-Ammaroh bissu'. Kalau saja mereka mengetahuinya dan memahami akibat yang akan diterima, InsyaaAllah mereka akan menjauhi Cinta yang berasal dari nafsu ketiga. 

Sahabatku.Cinta tak ubahnya seperti pisau yang tajam. Dengan pisau itu kau bisa melakukan hal-hal yang bermanfaat. Seperti memotong sayuran, mengukir kayu, mengiris buah-buahan. Tapi juga bisa untuk berbuat kemunkaran. Seperti melukai orang lain atau diri sendiri. 

Tidak ada kebaikan dalam cinta yang melanggar aturan Tuhan. Tapi ada berjuta keindahan pada cinta yang mengalir diatas samudera keridho'an-Nya. 

Wallahu a'lam

Post a Comment for "Darimana kah Cinta berasal? "